Tuesday, January 11, 2011

Mencoba SITTI


Well, jika para pembaca melihat tiang samping (sidebar :D) kanan blogku, maka akan terlihat perbedaan yang cukup mencolok. Yap, ada dua frame yang baru kutambahkan. Frame yang atas adalah staging, sedangkan frame yang di bawahnya disebut live.

Kedua frame tersebut adalah apa yang SITTI kerjakan selama beberapa bulan belakangan ini. SITTI mengembangkan sebuah platform iklan kontekstual berbahasa Indonesia. Waduh, hewan apa pula itu? Singkat kata, SITTI berusaha menampilkan iklan yang sesuai dengan apa yang sedang dibicarakan dalam suatu tulisan.

Just imagine it this way. Misalnya seseorang mempunyai tulisan (artikel koran, blog, dll) yang berbicara tentang mobil. Nah, mesin SITTI akan mengenali tulisan tersebut dan mengambil kesimpulan bahwa tulisan itu berbicara tentang mobil. Kemudian, SITTI akan menampilkan iklan-iklan yang berhubungan dengan mobil seperti: bengkel mobil, spare part mobil, klub mobil, dll.

OK, lalu apa sih keuntungannya kalo kita menggunakan SITTI dalam halaman blog/website kita. Well, UUD. Ujung-ujungnya duit. Kalau kita memasang SITTI, lalu ada pengunjung tulisan yang meng-klik iklan yang disajikan SITTI, maka SITTI akan membayar untuk klik yang terjadi. Saat ini SITTI udah mulai full commersial. So, kenapa ga masang SITTI? Kan lumayan dapat duit ketika ada orang membaca tulisan kita dan mengklik iklan yang ditampilkan.

Atau bahkan beriklan dengan SITTI. Saat ini (11 Jan 2011 pukul 10.14 WIB), tercatat ada 4500an blog, website, news site yang telah bergabung dengan SITTI. Apa yang kita iklankan berpotensi untuk ditampilkan di halaman website mereka, dan kita hanya perlu membayar apabila ada klik yang terjadi.

Jadi, ayo kita mencoba SITTI.

PS: SITTI dikembangkan oleh orang Indonesia loh, bukan dikembangkan di Singapura seperti yang pernah digosipkan di sini dan sini.


Sunday, January 2, 2011

Susahnya Mencari Programmer

Sebuah tim tidak akan bisa bekerja dengan optimal atau bahkan maksimal apabila tidak terbentuk dari orang-orang yang kapabel, solid dan tangguh. Lihat saja apa yang dinyatakan oleh Hiramsyah S Thaib (CEO Bakrieland): ".. membentuk winning team. Jadi saya harus mampu membentuk tim yang tangguh dan memiliki jaringan yang kuat. Kalau tiga tugas itu sudah dikerjakan dengan baik, perusahaan sudah bisa terbang."

Bagaimana dengan SITTI, well, tidak jauh berbeda. Keinginan SITTI untuk berkompetisi side-by-side dengan google, tentunya membutuhkan winning team. Untuk itulah SITTI berupaya keras untuk menarik orang-orang yang kreatif, berkemauan keras dan mau bekerja keras untuk bergabung dengan Tech Team SITTI. Lowongan karir pun telah diberitakan melalui berbagai media, di antaranya tentunya di website SITTI sendiri.

Apa mau dikata, ternyata mencari orang yang tepat untuk posisi-posisi yang disebutkan di website tersebut ternyata tidak mudah. Sejak gw bergabung dengan SITTI di bulan Agustus 2010, setahu gw baru ada 2 orang yang bergabung dengan Tech Team untuk posisi Tech/Network Support dan Test Analyst. Lha, emangnya sulit ya untuk mencari programmer? Emangnya programmer seperti apa sih yang diperlukan oleh SITTI?

Well, ternyata jawabannya agak-agak susah juga. SITTI sebenarnya mencari beberapa junior programmer, yang paling ga udah punya sedikit pengalaman dengan SQL (untuk database), PHP dan atau scripting language. Selain itu, diharapkan programmer tersebut dalam belajar dengan cepat untuk mempelajari framework yang telah dikembangkan di SITTI. So, it should not be that hard, I suppose.

But guess again, its quite hard. Lamaran yang masuk ke SITTI, rata-rata mengharapkan menjadi Business Process Analyst. Wow, great dream, we should support them.

But hey, do you have any experience in developing any system? Nope, they dont have. Hey, how could you become a Business Process Analyst, if you've never developed any system? Apa ada perusahaan yang mau mempekerjakan seseorang yang belum mengerti apa-apa tentang Software Development, Software Project bahkan belum pernah membuat sebuah real software sebagai Business Process Analyst?

Untuk menjadi seorang Software Analyst saja, seseorang membutuhkan pengalaman kerja beberapa tahun dan/atau di beberapa projek. Bagaimana seorang Software Analyst bisa membuat sebuah desain sistem yang baik, scalable, robust kalau dia tidak mengetahui bagaimana sebuah program dibuat dan dikembangkan?

Belum lagi, ternyata para pelamar tersebut ingin langsung mendapat gaji besar, kerja di perusahaan besar. Wah...wah..wah...mungkin gw yang old-scholl dan gw ga bisa mengerti hal-hal seperti itu.

Seriously, if you have no experience, then take any jobs you think will lead you to your dream. Don't just idle and become an arrogant jobless person. As soon as you work, then you could experience real work, real project and real life. You could fill in your CV, then if you wish, you could jump to other prospective jobs out there...